Profil Desa Plosogede
Ketahui informasi secara rinci Desa Plosogede mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Plosogede di Ngluwar, Magelang, adalah lumbung agraris yang tangguh di perbatasan Jawa Tengah dan DIY. Dikenal sebagai sentra peternakan burung puyuh, desa ini memadukan kekuatan pertanian padi dengan wirausaha mandiri yang menjadi ciri khas ekonomin
-
Sentra Peternakan Puyuh
Plosogede telah mengembangkan identitas ekonomi yang unik sebagai salah satu pusat peternakan burung puyuh di kawasan Ngluwar, dengan produksi telur yang signifikan.
-
Lumbung Padi di Perbatasan
Sebagai desa agraris, Plosogede memiliki lahan persawahan yang produktif dan menjadi salah satu penyangga ketahanan pangan di wilayah perbatasan Magelang dan Kulon Progo.
-
Identitas Sejarah "Ploso Gede"
Nama desa ini mencerminkan warisan sejarah dan ekologisnya, merujuk pada keberadaan pohon Ploso besar yang pernah menjadi penanda utama wilayah tersebut.
Di sudut paling barat Kecamatan Ngluwar, di mana hamparan sawah hijau bertemu dengan batas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah desa yang tenang namun penuh denyut wirausaha. Desa Plosogede, Kabupaten Magelang, adalah cerminan dari komunitas agraris yang tidak hanya bersandar pada tradisi bertani, tetapi juga cerdas dalam menciptakan ceruk ekonomi baru. Dikenal sebagai salah satu sentra peternakan burung puyuh, Plosogede adalah kisah tentang produktivitas, adaptasi dan semangat kemandirian di garda terdepan Magelang.
Geografi, Wilayah, dan Demografi
Nama "Plosogede" memiliki jejak ekologis dan historis yang kuat. Nama ini berasal dari gabungan kata dalam bahasa Jawa, yaitu Ploso yang merupakan nama sejenis pohon (Butea monosperma) dengan bunga berwarna jingga kemerahan, dan Gede yang berarti besar. Penamaan ini mengindikasikan bahwa pada masa lalu, desa ini kemungkinan besar ditandai oleh keberadaan sebuah pohon Ploso raksasa yang menjadi tengara bagi masyarakat sekitar.Secara geografis, Desa Plosogede terletak di dataran rendah yang subur, berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Kulon Progo, DIY. Posisinya sebagai desa perbatasan memberikan karakter sosial dan ekonomi yang dinamis. Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, luas wilayah Desa Plosogede ialah 2,01 kilometer persegi. Wilayah ini secara administratif terbagi menjadi delapan dusun. Batas-batas wilayahnya meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Desa Tempak, sebelah timur dengan Desa Ngluwar, sebelah selatan dengan wilayah Kabupaten Kulon Progo (DIY), dan di sebelah barat juga berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo (DIY).Data kependudukan BPS pada tahun 2022 mencatat jumlah penduduk Desa Plosogede sebanyak 3.461 jiwa, yang terdiri dari 1.716 penduduk laki-laki dan 1.745 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.722 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan komunitas yang padat dan mapan di atas lahan yang produktif.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Pemerintahan Desa Plosogede memegang peran sebagai fasilitator dan pendukung utama bagi aktivitas ekonomi warganya. Di bawah kepemimpinan pemerintah desa, fokus pembangunan diarahkan pada dua sektor utama: menjaga produktivitas lahan pertanian melalui pemeliharaan infrastruktur irigasi, serta mendorong pertumbuhan sektor peternakan dan UMKM sebagai sumber pendapatan alternatif. Kolaborasi dengan kelompok tani dan kelompok peternak menjadi kunci dalam merumuskan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Denyut Ekonomi: Pertanian Padi dan Niche Peternakan Puyuh
Perekonomian Desa Plosogede bertumpu pada dua pilar yang saling melengkapi. Pilar pertama dan yang menjadi fondasi utama adalah sektor pertanian. Sebagian besar lahan di desa ini merupakan sawah irigasi yang produktif. Para petani dengan tekun mengolah lahan mereka untuk menanam padi, menjadikan Plosogede sebagai salah satu lumbung pangan penting di Kecamatan Ngluwar. Aktivitas pertanian ini tidak hanya menopang ketahanan pangan lokal tetapi juga menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga.Pilar kedua yang menjadi ciri khas dan pembeda Desa Plosogede adalah industri peternakan burung puyuh. Puluhan keluarga di desa ini telah mengembangkan usaha peternakan puyuh skala rumahan hingga menengah. Kandang-kadang puyuh menjadi pemandangan yang lazim di pekarangan belakang rumah warga. Fokus utama dari usaha ini adalah produksi telur puyuh, yang permintaannya selalu tinggi di pasaran.Para peternak di Plosogede telah membentuk sebuah ekosistem ekonomi yang mandiri. Mereka tidak hanya beternak, tetapi juga terlibat dalam rantai pasok, mulai dari pembibitan, penyediaan pakan, hingga pemasaran telur ke para pengepul yang kemudian mendistribusikannya ke pasar-pasar di Magelang, Kulon Progo, dan Yogyakarta. Keberadaan sentra peternakan puyuh ini menjadi bukti nyata semangat wirausaha dan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi peluang ekonomi yang spesifik.
Kehidupan Sosial di Desa Perbatasan
Sebagai desa perbatasan, kehidupan sosial masyarakat Plosogede sangat dinamis. Interaksi harian dengan warga dari provinsi tetangga (DIY) adalah hal yang biasa, baik dalam konteks perdagangan, pendidikan, maupun hubungan kekerabatan. Logat dan budaya yang ada seringkali merupakan perpaduan antara corak khas Magelang dan Kulon Progo.Seperti komunitas agraris Jawa pada umumnya, nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong masih dijunjung tinggi. Kehidupan berjalan dalam ritme yang relatif tenang, selaras dengan siklus pertanian. Meskipun demikian, denyut kegiatan ekonomi dari peternakan puyuh memberikan dinamika tersendiri, di mana aktivitas produksi dan transaksi berjalan setiap hari tanpa mengenal musim.
Penutup: Produktivitas Sunyi di Ujung Barat Ngluwar
Desa Plosogede adalah contoh dari produktivitas yang sunyi. Tanpa perlu hingar bingar, masyarakatnya terus bekerja, mengolah sawah, dan merawat ternak mereka untuk membangun kesejahteraan. Desa ini berhasil membuktikan bahwa inovasi ekonomi tidak harus selalu berwujud teknologi canggih, tetapi bisa lahir dari kejelian melihat potensi di sekitar, seperti beternak burung puyuh. Sebagai lumbung padi sekaligus sentra telur puyuh di perbatasan, Plosogede berdiri kokoh sebagai desa yang mandiri, tangguh, dan berdaya.
